Uji Kekerasan / Rockwell
Proses
pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan terhadap
pembebanan dalam perubahan yang tetap. Dengan kata lain, ketika gaya tertentu
diberikan pada suatu benda uji yang mendapat pengaruh pembebanan, benda uji
akan mengalami deformasi. Kita dapat menganalisis seberapa besar tingkat
kekerasan dari bahan tersebut melalui besarnya beban yang diberikan terhadap
luas bidang yang menerima pembebanan tersebut.
Kita harus
mempertimbangkan kekuatan dari benda kerja ketika memilih bahan benda tersebut.
Dengan pertimbangan itu, kita cenderung memilih bahan benda kerja yang memiliki
tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Alasannya, logam keras dianggap lebih kuat
apabila dibandingkan dengan logam lunak. Meskipun demikian, logam yang keras biasanya cenderung lebih rapuh dan
sebaliknya, logam lunak cenderung lebih ulet dan elastis.
2.1.1
Dasar – dasar Pengujian Kekerasan
Pengujian
kekerasan bahan logam bertujuan mengetahui angka kekerasan logam tersebut.
Dengan kata lain, pengujian kekerasan ini bukan untuk melihat apakah bahan itu
keras atau tidak, melainkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kekerasan
logam tersebut. tingkat kekerasan logam berdasarkan pada standar satuan yang
baku. Karena itu, prosedur pengujian kekerasan pun diatur dan diakui oleh
standar industri di dunia sebagai satuan yang baku. Satuan yang baku itu
disepakati melalui tiga metode pengujian kekerasan, yaitu penekanan, goresan,
dan dinamik.
Table Logam
Ferro dan pemakaiannya
Pengujian
kekerasan dengan cara penekanan banyak digunakan oleh industri permesinan. Hal
ini dikarenakan prosesnya sangat mudah dan cepat dalam memperoleh angka
kekerasan logam tersebut apabila dibandingkan dengan metode pengujian lainnya.
Pengujian kekerasan yang menggunakan cara ini terdiri dari tiga jenis, yaitu
pengujian kekerasan dengan metode Rockwell,
Brinell, dan Vickers. Ketiga
metode pengujian tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,
serta perbedaan dalam menentukan angka kekerasannya. Metode Brinell dan Vickers misalnya, memiliki prinsip dasar yang sama dalam menentukan
angka kekerasannya, yaitu menitikberatkan pada perhitungan kekuatan bahan
terhadap setiap daya luas penampang bidang yang menerima pembebanan tersebut.
Sedangkan metode Rockwell
menitikberatkan pada pengukuran kedalaman hasil penekanan atau penekan (indentor) yang membentuk berkasnya (indentasi) pada benda uji.
Perbedaan
cara pengujian ini menghasilkan nilai satuannya juga berbeda. Karena itu,
tiap-tiap pengujian memiliki satuannya masing-masing sesuai dengan proses
penekannya, yang mendapat pengakuan standar internasional. Perbedaan satuan itu
ditunjukkan dalam bentuk tulisan angka hasil pengujiannya. Berikut ini merupakan
uraian terperinci mengenai masing-masing metode pengujian.
Metode Pengujian Rockwell
Pengujian kekerasan dengan
metode Rockwell ini diatur
berdasarkan standar DIN 50103. Adapun standar kekerasan metode pengujian Rockwell ditunjukkan pada tabel sebagai
berikut :
Tabel Skala Kekerasan Metode
Pengujian Rockwell
Tingkatan skala kekerasan menurut metode Rockwell dapat dikelompokkan menurut jenis indentor
yang digunakan pada masing-masing skala.
Dalam metode Rockwell ini terdapat
dua macam indentor yang ukurannya bervariasi, yaitu :
1.
Kerucut intan dengan besar sudut 120º
dan disebut sebagai Rockwell Cone.
2.
Bola baja dengan berbagai ukuran dan
disebut sebagai Rockwell Ball.
Untuk cara pemakaian skala ini, kita
terlebih dahulu menentukan dan memilih ketentuan angka kekerasan maksimum yang
boleh digunakan oleh skala tertentu. Jika pada skala tertentu tidak tercapai
angka kekerasan yang akuran, maka kita dapat menentukan skala lain yang dapat
menunjukkan angka kekerasan yang jelas. Berdasarkan rumus tertentu, skala ini
memiliki standar atau acuan, dimana acuan dalam menentukan dan memilih skala
kekerasan dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut
Tabel Skala Kekerasan dan Pemakaiannya
Pembebanan dalam proses
pengujian kekerasan metode Rockwell diberikan
dalam dua tahap. Tahap pertama disebut beban minor dan tahap kedua (beban
utama) disebut beban mayor. Beban minor besarnya maksimal 10 kg sedangkan beban
mayor bergantung pada skala kekerasan yang digunakan.
Berikut ini merupakan
cara pengujian dan penggunaan dengan menggunakan metode pengujian Rockwell, yaitu :
1. Cara
pengujian kekerasan Rockwell
Cara Rockwell ini berdasarkan pada penekanan
sebuah indentor dengan suatu gaya tekan tertentu ke permukaan yang rata dan
bersih dari suatu logam yang diuji kekerasannya. Setelah gaya tekan
dikembalikan ke gaya minor, maka yang akan dijadikan dasar perhitungan untuk
nilai kekerasan Rockwell bukanlah
hasil pengukuran diameter atau diagonal bekas lekukan, tetapi justru dalamnya
bekas lekukan yang terjadi itu. Inilah perbedaan metode Rockwell dibandingkan dengan metode pengujian kekerasan lainnya.
Pengujian Rockwell yang umumnya dipakai ada tiga jenis, yaitu HRA, HRB, dan
HRC. HR itu sendiri merupakan suatu singkatan kekerasan Rockwell atau Rockwell
Hardness Number dan kadang-kadang disingkat dengan huruf R saja.
2. Cara
penggunaan mesin uji kekerasan Rockwell
Sebelum pengujian
dimulai, penguji harus memasang indentor terlebih dahulu sesuai dengan jenis
pengujian yang diperlukan, yaitu indentor bola baja atau kerucut intan. Setelah
indentor terpasang, penguji meletakkan specimen
yang akan diuji kekerasannya di tempat yang tersedia dan menyetel beban yang
akan digunakan untuk proses penekanan. Untuk mengetahui nilai kekerasannya,
penguji dapat melihat pada jarum yang terpasang pada alat ukur berupa dial indicator pointer.
Kesalahan pada
pengujian Rockwell dapat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain :
1.
Benda uji.
2.
Operator.
3.
Mesin uji Rockwell.
Kelebihan dari
pengujian logam dengan metode Rockwell,
yaitu :
1.
Dapat digunakan untuk bahan yang sangat
keras.
2.
Dapat dipakai untuk batu gerinda sampai
plastik.
3.
Cocok untuk semua material yang keras
dan lunak.
Kekurangan
dari pengujian logam dengan metode Rockwell,
yaitu :
1.
Tingkat ketelitian rendah.
2.
Tidak stabil apabila terkena goncangan.
3.
Penekanan bebannya tidak praktis.
2.1.1
Spesifikasi
Alat Uji Kekerasan / Rockwell
Berikut ini merupakan
spesifikasi alat uji kekerasan yang dimiliki oleh Laboratorium Material Teknik
& Pengecoran Logam, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Gunadarma, yaitu :
Nama alat : Rockwell Hardness
Tester
Merk :
AFFRI Seri 206.RT – 206.RTS
Loading :
Maximum 150 KP
Minimum
60 KP
Spesifikasi :
v HRC
Load : 150 KP
v Indentor
: Kerucut intan 120º
v HRB
Load : 100 KP
v Indentor
: Steel Ball Ø 1/16”
v HRA
Load : 60 KP
v Indentor
: Kerucut intan 120º
v HRD
Load : 100 KP
v Indentor
: Kerucut intan 120º
v HRF
Load : 60 KP
v Indentor
: Steel Ball Ø 1/16”
v HRG
Load : 150 KP
v Indentor
: Steel Ball Ø 1/16”
Berikut ini merupakan gambar dari alat uji kekerasan Rockwell
Keterangan Gambar :
1. Wrench to select tested loads
(kunci).
2. Tested loads mobile selector.
3. Loads scale.
4. Test Lever (handle).
5. Scale Indicator Pointer.
·
Small
pointer.
·
Larger
pointer.
·
Red
dot.
·
Outer
rings.
6.
6. Ring nuts to fix the penetrator.
7. Penetrator (indentor).
8. Anvil
(dudukan).
9. Anvil
holder screw (capstan).
10. Handwheel
to regulate the
rising screw.
0 comments